18 Nov 2015

Daddy, your child needs you…



Yups, sebenarnya ini artikel yang telat posting, tapi gak apa-apa yah... mengingat everyday is fatherday #halahngarang. hihi..

So, ini artikel yang saya pendam sebelumnya dan baru mau di publish sekarang. Semoga bermanfaat dan selamat membaca... :)

Selamat hari ayah nasional…

Pada hari spesial ini, kita akan membahas mengenai ayah yang sedang jadi topik pembahasan jurnal-jurnal psikologi. Dimana Lewis & Lamb (2003), menemukan bahwa terdapat 700 artikel yang membahas tentang peran laki-laki dalam keluarga.

Sebuah website www.dads4kids.org.au melansir bahwa terdapat kondisi yang harus dikhawatirkan saat ini, yakni kondisi fatherless. Fatherless ini merupakan masalah yang berkembang di Australia dan dunia Barat. Kondisi ini disebabkan oleh perceraian dan perpecahan  keluarga atau sengaja diasuh oleh single parent, sehingga semakin banyak anak yang tumbuh tanpa adanya ayah.

Dengan kata lain, fatherless adalah ketidakhadiran ayah baik secara fisik maupun psikologis. Bertambahnya jumlah perceraian bisa berdampak terhadap terjadinya kondisi ini. Karena ketika ayah dan anak tidak tinggal bersama, maka bisa jadi mengurangi proses pendampingan ayah terhadap anaknya. Sebagaimana hasil penelitain menunjukan bahwa fatherless terjadi akibat ketidakpuasan anak berkomunikasi dengan ayahnya dalam hal kuantitas. Sehingga hal ini menunjukan bahwa adanya kekosongan figure ayah dalam hidupnya. Dimana terjadinya kurang pertemuan ayah dan anak (kock & Lowery, 1984).

Sedangkan peran ayah dalam pengasuhan adalah sama pentingnya dengan peran ibu. Hanya saja selama ini, ayah lebih dikenal dengan sosok financial provider. Padahal peran ayah sangat penting dalam proses perkembangan kognisi, afeksi dan psikomotorik anak. Ketidakhadiran peran ayah akan berdampak pada kondisi psikologis anak. Seperti dimuat pada www.fathers.com menyatakan bahwa beberapa anak di Amerika mengalami fatherless, 6 diantaranya mengalami dampak berikut : lebih terlihat tidak mampu, terkena narkoba dan alcohol, drop out dari sekolah, mudah sakit dan bermasalah secara emosi. Laki-laki lebih berpotensi terlibat kriminalitas dan perempuan lebih berpotensi hamil di usia remaja.

Kondisi ini tentu sangat berkaitan erat dengan “individual differnecces”, namun solusi yang bisa dilakukan adalah meningkatkan komunikasi secara kualitas dan kuantitas antara Ayah-anak. Meskipun orang tua bercerai, namun pengaushan anak tetap memerlukan ayah-ibu. Selain itu kesadaran bahwa laki-laki juga harus hadir dalam pengasuhan adalah hal yang penting. Hal ini bisa ditunjukan dengan ayah juga mendampingi anak belajar dan bermain sesuai tingkat perkembangannya.

Kemudian ibu juga bisa berperan mewakili sosok ayah dengan banyak menceritakan hal-hal positif tentang ayah pada anaknya, agar anak tetap memfigurkan sosok ayah. Atau bisa mengikuti pengasuhan ala Rasulullah Saw, dimana ketika ayahnya meninggal, sosok ayahnya digantikan oleh kakek dan pamannya Abu Thalib. (Jaisyurrahman, mommee.org)

4 komentar:

  1. Mewakili team baperin... postingnya okeh...

    BalasHapus
  2. Dalam keluarga terdapat peran Ayah dan Ibu. Dalam kata FAMILY juga terdapat suatu penjabaran kata: Father And Mother, I Love You.

    Beruntunglah anak yang masih bisa berkumpul bersama Ayah dan Ibunya. Pergunakanlah waktu bersama Orang Tua, selagi masih ada di dunia.


    Semangat dan sukses Ajsyami dalam dunia membaca dan menulisnya.

    Salam,
    Rizqi Rangga Aufar

    Find me here >>
    www.rizqiranggaaufar.wordpress.com
    www.instagram.com/rizqirangga/
    www.facebook.com/rizqiranggaaufar/
    www.twitter.com/rizqirangga/
    https://id.linkedin.com/in/rizqiranggaaufar

    BalasHapus
  3. saya sudah kehilangan ayah, sejak usia 11 tahun Mb, hiiiks

    BalasHapus
  4. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^

    BalasHapus