28 Apr 2016

Story Of "Kakak Bayi" Bagian 1

Assalamualaikum Nice Readers...

Hari Rabu kemarin akhirnya saya bisa kontrol kehamilan ke dokter kandungan langsung. Setelah gagal bertemu dokter di hari Minggu. hehe.

Jadi begini teman-teman nice Reader, ternyata di hari Minggu rata-rata dokter kandungan itu prakteknya hanya setengah hari. Pun dengan klinik-klinik yang di Papannya terpampang sedia USG. Kenyataannya mereka punya jadwal tertentu dan hari minggu rata-rata tutup. huhu.

Ceritanya, hari Minggu kemarin, saya dan suami memutuskan pergi ke dokter di Klinik yang berada di Bintaro, jadwalnya sih pukul 13.00. So, kami berdua memutuskan mencari makan dahulu. Nah ketika sampai di klinik barulah kami tahu bahwa dokter tersebut berhalangan dan jadwalnya di undur. Langsunglah kami mencari dokter di klinik atau Rumah Sakit lain. Setelah berkunjung ke tiga RS, hasilnya sama lho, praktek para dokter kandungan selesai di jam 12.00.

Akhirnya kami pun memutuskan ke klinik (Klinik Makmur Jaya) di daerah Ciputat. Setelah mengantri lama, kami pun bertemu dengan Bidannya. Ternyata di hari itu tidak bisa cek USG. Jadi, perut saya hanya di pijat-pijat dan informasikan tentang perkiraan jadwal kelahiran. Padalah hal itu sudah saya dapatkan melalui internet. Jujur sedikit kecewa karena saya tidak mendapatkan info tambahan lainnya selain vitamin (asam folat). Karena masih penasaran, kami berdua pun keliling lagi mencari tempat yang bisa USG. Namun hari itu memang belum berjodoh untuk cek kondisi  si kakak bayi.

Nah ceritanya hari Rabu kemarin saya bertekad harus berhasil cek USG. Saya pun datang ke Bintaro Women and Children Clinic yang berada di Bintaro sektor 9. alhamdulillah saya bisa bertemu dengan dokter kandungan. Namanya dr. Siti Azizah, beliau dijadwalkan dari jam 08.00-12.00. Saya sampai disana sekitar jam 11.00. untungnya sih tidak antri panjang, sehingga setelah beberapa menit menunggu sambil mengisi form saya bisa masuk ke ruangan praktek beliau.

Jujur saya sangat antusias untuk melihat kondisi kakak bayi, sehingga ketika di monitor menunjukan kantung hitam yang konon itulah kantung rahim. Saya senang bercampur haru. Aaahh saya akan menjadi ibu! Kemudian dokternya pun menunjukan bahwa si janinnya berada di dalam kantung tersebut. Artinya kandungannya aman. Ah saya lega.

Setelah itu, dokternya pun menuliskan resep sambil menanyakan kondisi saya, apakah mual, pusing, dll. Alhamdulillahnya sih saya tidak mengalami "morning sickness", hanya baru minggu-minggu ini menjadi lebih sensitif terhadap bau-bau dan makanan. Dokternya pun hanya menuliskan satu resep saja yang itu pun diminum ketika vitamin dari Bidan sudah habis.

Waktu saya berbincang dengan dokternya pun tidak lama, dan saya memang gak nanya-nanya juga sih. Tetiba lupa mau nanya apa setelah berhasil cek USG. ihihi. Bulan depan saya harus cek ke dokter bersama suami, soalnya dia lebih cerewet dan detail kalau nanya-nanya. :)

Oya kehamilan saya sekarang menginjak usia 8 minggu, karena terhitung dari hari pertama haid terakhir, dan haid terakhir saya memang sebelum menikah. So usia si kakak bayi lebih tua dari usia pernikahan.ohoho. (monggo di cek cara menghitung usia kehamilan).

So, kehamilan ini mengajarkan saya tentang konsep Rezeki yang sesungguh-sungguhnya. Menurut kami berdua, inilah rezeki yang tak terduga namun tentu sangat di harapkan. dan The Power of sugestion juga sih.  Karena sebelum menikah saya sudah sering bilang sama orang tua, calon suami dan teman-teman bahwa nanti saya akan langsung hamil. dan itu benar-benar terjadi! Yups, kata-kata itu memang powerfull. Kita gak akan pernah tahu kata mana yang kemudian menjadi doa dan di amiin kan oleh Allah. maka, kata-kata positif itu menjadi hal yang harus dijaga.

Saya sadar bahwa di luar sana banyak sekali para keluarga yang mengharpkan kehadiran baby namun belum diberikan kesempatan itu. Kemudahan kehamilan ini tentu menjadi penyemangat bagi saya dan suami untuk terus belajar bersyukur. "Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?"

See you next post....

1 komentar: